Dalam pikiranku mendung
Ku gempur saja hujan
Dan sapi yang menjilat-jilat hidungnya itu
Kudiamkan saja malu
Kabut yang menghalang di depanku
Kan kukebat dengan kipas dewiku
Dalam kepala ini
Akulah gembala reformasi
Meski beribu kuterkapar diatas karpet hitam
Atau paha-pahaku kan bercumbu dengan timah panas
Kan kuderai air mata pertiwi
Lalu kerikil-kerikil yang kulontarkan itu
Adalah fondasi-fondasi refolusi
Akan bangkit angkatanku ini
Menjadi cahaya umat ini
Dari sini
Akan mengawalkan estafet
Nanti…..!!.
Maba, 17 Juli 2008
Monday, February 15, 2010
Pikiranku
Posted by Nanda Satria P at 1:01 AM 0 comments
Luka Hati
Aku disini terdiam
Tersentak tanpa kata
Seakan dunia gelap oleh kabut
Seolah cahaya hilang di telannya
Ku mencintai bukan membenci
Ketika ku coba untuk memahami
Arti cinta sebnarnya
Tapi kenapa hanya luka yang ku dapat
Kini ku coba untuk merajut kembali sehelai demi sehelai
Ketika rajutan itu akan utuh kau hancurkan dengan
Dengan sebuah silet tajam
Kau sayat seolah kau tak mempuyai rasa
Aku hanya bisa terdiam melihatnya
Seakan pasrah dengan semua
Karma ku mencintai
Buka ,aku yang di cintai
Semoga kau bahagia
Dengan luka ku ini
Semoga kau tenang
Dengan pederitaan hati
Sesungguhnya tuhan melihat
Mendengar
Dan mersakan
Apa yg kurasa
Dia tak diam
Tapi dia selalu mendengar do’a ku
Suatu saat kau akan tau
Arti cinta sebenar nya..
Posted by Nanda Satria P at 12:59 AM 0 comments
Kepada Seorang Ayah yang berbahagia
Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu
Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.
Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu
DeKalb, June 10, 1999
Posted by Nanda Satria P at 12:52 AM 0 comments
Kepergianmu
Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
Posted by Nanda Satria P at 12:52 AM 0 comments
Sunday, February 14, 2010
RINDU
aku mrindukanmu ketika aku tahu kau tlah jauh berlalu
aku mencari bayanganmu ketika malam
tak lagi menampakkan wajahmu
aku memanggil namamu
diantara gelapnya hutan...
Posted by Nanda Satria P at 3:27 AM 0 comments
LETIH
Letih… ku berdiri di bawah terik mentari
Semenjak engkau melangkah menjauh pergi
Hingga rambut ini mulai memutih
Masih… tak kutemui engkau kembali
Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati
Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini
Sampai engkau hadir…
Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir
diambil dari : http://www.anggrekbiru.com
Posted by Nanda Satria P at 3:20 AM 0 comments
-
Kalau dapat aku melompat
Puncak itu telah ditapak kaki ini
Apa daya...
Di atasku terbentang karang-karang tajam
Yang selalu menerkam
Tidak!
Tidak!
Tak mau aku tenggelam dalam cengkramanmu!
Tunggulah...!
Yogyakarta, 21 Juni 1983 ~ 00.07 WIB
by : Ayah tercinta
Posted by Nanda Satria P at 3:00 AM 0 comments